Kamis, 25 Juni 2009

Prinsip dasar radiologi

Bab XXV

Prinsip Dasar Radiologi

Radiologi (Roentgenology) merupakan cabang ilmu yang berkaitan dengan penggunaan sinar X untuk kepentingan teraputik dan diagnosa. Roentgen (1843-1923) menemukan sinar-x pada tahun 1895 yang kemudian dinamakan sebagai Roentgenology.

Sinar-X untuk kepentingan Teraputik

Sinar-x sangat berbahaya bagi sel-sel hidup khususnya sel-sel gonad dan sel-sel embrional yang belum dewasa. Sinar tersebut dapat menyebabkan perubahan biologis baik somatik maupun genetik. Pada dosis yang tinggi sinar tersebut dapat menyebabkan destruksi terhadap sel-sel secara langsung dan sinar tersebut memiliki kemampuan khusus bagi jaringan malignan. Kemampuan ini memiliki keuntungan pada penggunaan sinar-x untuk tujuan terapi dan juga untuk pengobatan lesi malignan. Sebuah alat yang dinamakan r-meter atau Roentgen-meter ditempatkan pada alat sinar-x yang dapat digunakan sebagai menetapkan jumlah sinar-x yang dikeluarkan oleh mesin sinar-x untuk mengobati tumor dan penyakit lainnya. Ukuran kualitas sinar radiasi yang dikeluarkan diukur dalam satuan „r“. Sejumlah unit dosis sinar-x yang terabsorbsi dinamakan rad. Beberapa elemen seperti radium, bahan pewarna sinar-x dan elemen-elemen ini dapat digunakan untuk kepentingan terapi seperti jarum Radium.

Sinar-x untuk Kepentingan Diagnostik

(Sejak diketahui sinar-x dapat menembus masuk hampir setiap unsur meliputi alumunium dan mampu untuk menghasilkan perubahan kimia pada film fotografi maka dari itu dapat digunakan sebagai Radiografi.

Radiograf (gambar sinar-x) merupakan hasil fotografik yang dihasilkan oleh sinar-x yang menembus objek atau tubuh dan di rekord oleh film khusus.

Fluoroscopy (Radioscopy; screening): Meskipun sinar-x tidak dapat terlihat oleh mata tetapi dapat menyebabkan beberapa unsur kimia seperti (Kalsium tungstat, Barium sulfat, Seng sulfid, Seng cadmium sulfid, Barium platinocyanida, dan sebagainya) menjadi bersinar atau dapat terlihat. Layar fluoresen yang digunakan untuk tujuan ini terdiri dari papan yang telah di mengandung kalsium tungstat. Sinar-x menembus tubuh pasien dan ditangkap pada papan dan gambar kemudian dapat dilihat. Keuntungan dari fluoroscopy adalah pergerakan organ dalam dapat diobservasi secara langsung namun pada radiografi hanya gambaran fotograf saja yang dapat dilihat. Fluoroscopy lebih banyak membantu pada kasus dislokasi dan sebagainya.Tetapi kekurangannya adalah tidak memberikan rekord yang permanen seperti layaknya radiograf dan meliputi resiko radiasi tambahan kepada pasien dan pengamat dapat terekspose sinar-x lebih lama. Namun terkadang fluoroscopy memiliki kepentingan untuk mendiagnosa emfisema pulmoner dan gangguan perikardial yang dimana pada radiograf tidak bisa memberikan hasil diagnostik yang baik. Fluoroscopy pada emfisema pulmoner akan menampilkan diafragma yang datar yang dimana tidak menunjukkan pergerakan inspirasi dan ekspirasi yang normal. Gambaran jantung pada gangguan perikardial akan menunjukkan pergerakkan sistolik dan diastolik yang normal tetapi hanya vibrasi saja.

Sinar-x

Sinar-x meliputi kategori gelombang elektromagnetik, panjang gelombang sinar-x, yang diukur dalam satuan Angstrom Unit (AU). Satu AU sama dengan 1/100,000,000cm atau 1/10,000,000mm. Layaknya seperti sinar yang lain, sinar-x bergerak dengan kecepatan 186,000 mil perdetik. Sebagai perbandingan perbandingan panjang gelombang berbagai gelombang elektromagnetik diterangkan dibawah ini.

Perbandingan Panjang Gelombang Beberapa Sinar

(a) Dalam Ukuran Angstrom Unit

Kurang dari 1/10 : Sinar-x yang digunakan untuk radiology

1/10 sampai ½ : Radiologi medis

½ sampai 25 : Sinar-x lemah

25 sampai 4,000 : Sinar UV

4,000 sampai 7,700 : Sinar lampu

7,700 sampai 10,000,000 AU

Atau : Sinar Infra Merah

7,700 sampai 1/1,000

(b) Dalam Satuan Meter

Mendekati 1/100 M : Gelombang mikro (radar)

Mendekati 1 M : Televisi

Mendekati 100 M sampai 1,000 M : Alat komunikasi

Mendekati 10,000,000 M : 60 siklus AC

Tabung Sinar-x

Sinar-x dihasilkan melalui arus listrik bervoltase tinggi. Diperlukan 10 kilovolt untuk dapat menghasilkan sinar-x kemampuan rendah. 30 sampai 100 KVP (kilovolt peak) atau lebih yang dibutuhkan mesin untuk radiografi dan fluoroscopy. Mesin x-ray untuk kegunaan radiasi teraputik tetap memerlukan voltase yang tinggi. (1 kilovolt=1000 volt)

Tabung sinar-x terdiri bola lampu hampa udara yang mengandung anoda dan katoda yang terpisah dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Anoda (+) dinamakan sebagai target dan katoda (-) dinamakan sebagai filamen. Apabila listrik sudah mengalir elektron akan bergerak dari filamen dan menghantam target dengan kekuatan penuh. Energi yang dikeluarkan biasanya dikonversikan menjadi panas dan hanya sebagian (sekitar 1%) yang menjadi sinar cahaya meliputi sinar-x.

Tabung sinar-x sangat tertutup dalam sebuah tabung yang pada salah satu sisinya ada sebuah bukaan yang kecil yang dilapisi oleh lapisan aluminium. Sejak diketahui sinar-x dapat menembus aluminium, sinar-x x akan menembus aluminium sementara sinar yang lainnya tertahan olehnya. Jumlah sinar-x yang keluar dapat diatur dengan menyesuaikan diafragma.

Radiografi

Untuk mengambil gambaran radiograf pertamakali film dimasukkan kedalam sebuah kaset atau x-ray film holder di sebuah ruangan gelap. Dalam sebuah film tersebut diperlukan intensfying screen.

Bagian tubuh yang akan terekspose diposisikan tepat pada kaset yang berisi film dan sinar-x kemudian mengalir melalui jaringan dan ditangkap oleh film dalam durasi tertentu. Kemudian kaset kembali dibuka diruangan gelap dan filmnya dikeluarkan. Film kemudian dilanjutkan untuk diproses menjadi radiograf atau roentgenogram, yang lebih populer dinamakan dengan “Gambar x-ray“ . Gambar sinar-x yang di cetak dinamakan skiagram.

Kaset berbentuk flat, tidak tembus cahaya, terdapat kotak metalik yang terbuat dari aluminium yang berfungsi agar film dapat terpapar sinar-x. Bagian bawah kaset dan bagian sampingnya sangat terlindungi. Sinar-x masuk ke kaset melalui bagian permukaan yang tidak terlindungi kemudian sinar-x ditangkap oleh film dan diteruskan terabsorbsi oleh plat. Kaset juga bisa diakomodasi dengan intesfying screen jika diperlukan. Film ditaruh diantara dua intensfying screen.

Sinar-x film holder tidak tembus cahaya, cardboard dengan bagian bawah yang terlindungi. Hal tersebut juga berfungsi pada kaset.

Intensfying screen merupakan lembaran yang tipis yang mengandung unsur fluoresen seperti Kalsium tungstat atau Barium sulfat. Pada saat sinar-x ditangkap oleh intensfying screen warna sinar biasa juga dapat dihasilkan karena efek fluoresen pada layar dan oleh karena itu efek fotografik sinar-x dapat diintensifkan. Jika film khusus yang sensitif terhadap sinar-x dan sinar biasa digunakan maka waktu pemaparan sinar dapat diperpendek. Pada saat memasang kaset dengan film, film ditempatkan diantara kedua intensfying screen. Tiga tipe intensfying scree yang tersedia adalah. (1) Layar kecepatan tinggi yang mendukung intensifikasi yang tinggi, (2) Layar kecepatan rendah menghasilkan gambar yang lebih tajam, (3) Layar par speed mendukung kecepatan sedang dan ketajaman yang sedang.

Penggunaan Grid

Sinar-x keluar melalui focal spot yang dinamakan sinar primer kemudian sinar ini direfleksikan setelah menabrak pada objekn refleksi sinar ini dinamakan sinar sekunder atau sinar yang terpecah (scattered radiation).

(Dapat juga dijelaskan pada saat mengambil gambar radiograf semua sinar primer jatuh pada jaringan yang tidak dapat terlewati. Beberapa sinar dapat melewati jaringan beberapa sinar terrefleksikan dalam berbagai tingkatan ketebalan jaringan dan sinar yang tertinggal terabsorbsi oleh jaringan). Sinar yang terrefleksikan menyebabkan radiasi yang terpecah. Radiasi yang terpecah tersebut jatuh ke film bersamaan dengan sinar primer menghasilkan gambar yang buram pada film. Untuk menghindari pemecahan sinar diperlukan sebuah alat yang dinamakan grid yang digunakan dalam radiografi. Penggunaan grid diperlukan untuk jaringan dengan ketebalan 11 sentimeter. Grid ditempatkan diantara bagian yang terekspose dan pada kaset. Tersedia grid yang tidak dapat bergerak (stationary grid) dan grid yang dapat bergerak (movable grid). Sebuah grid tersusun atas strip dan materi radiotransparen seperti kayu atau aluminium teratur pada saat focal spot diposisikan tepat ditengah grid, strip pada grid disejajarkan dengan tumbukan primer. Contoh familiar alat yang dapat kita temui adalah grid yang dapat bergerak yaitu Potter-Bucky Diafragma (atau “Bucky”). Grid ini tetap bergerak selama waktu terjadinya pemaparan sinar. Pada saat grid yang tidak bergerak digunakan strip pada grid akan tergambar pada radiograf. Untuk menghindari hasil dari strip ini maka digunakan strip yang bergerak.

Langkah-langkah Pemrosesan Film

Pemrosesan film dilakukan didalam ruangan gelap. Larutan yang digunakan bersuhu maksimum 60 sampai 75° F.

Langkah-langkah pemrosesan film meliputi: Developing,Rinsing, Fixing, Rinsing dan Drying.

Kualitas radiograf

1. Density (Densitas Radiografik): Gambaran hitam pada hasil radiograf ditetapkan sebagai densitas. Hasil densitas yang semakin baik terdapat pada area yang dimana sinar-x ditangkap oleh film dan dikonversikan ke warna hitam, silver metalik.

2. Kontras (Kontras Radiografik): Perbedaan dalam densitas dibeberapa tempat pada radiograf disebut kontras. Faktor-faktor yang mempengaruhi kontras adalah: (1) relatifitas transparansi sinar-x terhadap beberapa struktur pada radiograf. (2) tipe film yang digunakan, (3) pemprosesan film yang digunakan, (4) Intensfying screen, (5) kilovoltase dan (6) pemecahan sinar radiasi

Kilovoltase yang lebih rendah menghasilkan kontras yang tinggi dan kilovoltase yang lebih tinggi menghasilkan kontras yang rendah.

3. Sharpness (Ketajaman gambar): Ketajaman gambar pada radiograf mengindikasikan penandaan yang tajam pada beberapa struktur yang terekam.

4. Detail: Detail merupakan kualitas radiograf berdasarkan ketajaman dilihat dari garis luar yang membentuk gambar dan kontras antara beberapa struktur yang terekam. Jika garis luar yang membentuk gambar sangat jelas dilihat dan kejernihan detail ini dapat dikatakan bagus.

Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan Pada Saat Pengambilan Radiograf

(Faktor Pemaparan)

  1. KVP: Pada saat kilovolt ditingkatkan maka akan menghasilkan sinar-x yang memiliki tenaga penetrasi yang lebih besar. Jika tenaga penetrasi sinar meningkat maka kontras pada gambar radiograf yang dihasilkan akan menurun. Maka dariitu perlu dikondisikan ukuran yang maksimum.
  2. ma: Pada saat miliampere meningkat kuantitas sinar akan meningkat dan dengan begitu akan menghasilkan ketajaman gambar pada radiograf.
  3. Waktu Pemaparan (detik): Pemaparan yang berlebih ataupun pemaparan yang kuran akan mempengaruhi hasil radiograf. Hal yang baik dilakukan adalah mengurangi waktu pemaparan ke waktu minimum untuk menghindari adanya pergerakan oleh pasien pada saat dilakukan pemaparan.
  4. Focal spot-Film Distance. (Focus-Film Distance): Pada saat jarak pemaparan dibuat dekat maka intensitasnya akan meningkat tetapi akan ada kecenderungan terjadi pembesaran gambar. Oleh karena itu perlu ditempatkan pada jarak yang optimal. Biasanya jaraknya dibuat konstan sejauh 36 inci.
  5. Jarak bagian film: Jarak antara bagian yang akan terpapar dan film harus seminimal mungkin dengan tujuan untuk mendapatkan ketajaman yang bagus dan untuk menghindari pembesaran gambar. Jarak yang dibuat adalah nol dengan menetapkannya tetap kontak dengan kaset.
  6. Ketebalan jaringan: Jika ketebalan jaringan meningkat maka KVP harus ditingkatkan untuk mendapatkan tenaga penetrasi sinar yang lebih besar.
  7. Tipe film yang digunakan: Film yang berbeda dengan atau tanpa intensfying screen dipilih tergantung pada keperluan.

Dari ke tujuh faktor yang telah dijelaskan tersebut ada dua faktor yang harus tetap konstan yaitu ( jarak focal-film dan jarak bagian film).

Jika ditambah tiga faktor lagi dibuat konstan maka perlu dipersiapkan diagram terhadap perubahan yang terjadi pada dua variabel faktor tetap. Sejak KVP dipilih terhadap kekuatan penetrasi sinar-x hal itu hanya berhubungan dengan ketebalan jaringan tidak lebih. Oleh karena itu KVP dan ketebalan jaringan diambil sebagai faktor variabel. Diagram yang dipersiapkan berdasarkan keterangan diatas diterangkan dibawah ini.

Contoh Diagram untuk Radiografi

(Referensi: Banks, W.C.,J.A.V.M.A., Nov.1, 1959)

Tetapkan ke 5 faktor ini tetap konstan:

  1. Miliampere = 10
  2. Waktu pemaparan =¼ detik
  3. Jarak = 36 inci (90 cm)
  4. Film dengan layar kecepatan tinggi
  5. Jarak bagian film nol

Ketebalan Jaringan dalam cm

KVP

Ketebalan Jaringan dalam cm

KVP

1


40

13


64

2


42

14


66

3


44

15


68

4


46

16


70

5


48

17


72

6


50

18


74

7


52

19


76

8


54

20


78

9


56

21


80

10


58

22


82

11


60

23


84

12


62


Posisi Hewan untuk Radiografi

Untuk menetapkan sebuah posisi pertamakali yang harus diketahui adalah aspek dimana sinar-x masuk ke jaringan yang terpapar dan hal terakhir yang perlu dicatat adalah aspek kedekatan terhadap film

Posisi yang biasa digunakan pada radiografi pada beberapa daerah dijelaskan seperti dibawah ini:

(i) Tengkorak: (1) Ventro-dorsal, (2) Lateral, (3) Antero-posterior.

(ii) Daerah cervikal: (1) Ventro-dorsal, (2) Dorso-ventral, (3) Lateral.

(iii) Thorak: (1) Dorso-ventral, (2) Lateral, (3) Standing lateral.

(iv) Spinus thorak: (1) Ventro-dorsal, (2) Lateral.

(v) Abdomen: (1) Dorso-ventral, (2) Lateral, (3) Standing lateral.

(vi) Spina lumbar: (1) Ventro-dorsal, (2) Lateral.

(vii) Pelvis: (1) Ventro-dorsal, (2) Ventro-dorsal posisi katak, (3) Lateral.

(viii) Daerah Pelvis:

(1) Femur: (a) Antero-posterior, (b) Postero-anterior, (c) Lateral.

(2) Stifle: (a) Postero-anterior, (b) Lateral.

(3) Tibia: (a) Postero-anterior, (b) Lateral.

(4) Tumit dan kaki: (a) Antero-posterior, (b) lateral.

(ix) Daerah Pektoralis

(1) Scapula : (a) Postero-anterior, (b) Lateral.

(2) Sendi bahu: (a) Postero-anterior, (b) Lateral.

(3) Humerus: (a) Antero-posterior, (b) Postero-anterior, (c) Lateral.

(4) Sendi siku: (a) Antero-posterior, (b) Lateral.

(5) Radius dan Ulna: (a) Anterio-Posterior, (b) Lateral.

(6) Sendi carpal dan kaki: (a) Anterio-Posterior, (b) Lateral.

Posisi Radiografi Bagian Kaki Depan dan Kaki Belakang pada Hewan Kecil.

1. Posisi Pelvis Ventro-dorsal: Tempatkan hewan pada posisi dorsal recumbency dengan pelvis terletak di tengah film. Kaki belakang ditarik ke belakang dan paralel dengan posisi terkait satu dengan lainnya dalam satu tangan dan juga dilakukan hal yang sama pada kaki depan agar simetris pada radiograf. Pengait kaki secara perlahan diputar kearah luar dengan begitu sendi lutut berputar ke arah dalam. Ini perlu dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang bagus pada daerah leher femoral, kepala dan trochanter mayor. Posisi pelvis V-D sangat ideal untuk diagnosa dislokasio, fraktur, dan kelainan lainnya pada daerah kaki.

2. Posisi Katak Pelvis Ventro-dorsal: Hal ini sama dengan posisi V-D seperti yang telah dijelaskan diatas, terkecuali perbedaannya femoral ditempatkan lebih kedepan (secara simetris) arah anterior terhadap acetubulum dengan membentuk sudut femur 45° terhadap film. Posisi ini terkadang dipilih untuk mendiagnosa displasia hip displasia.

3. Posisi Bahu Postero-anterior. Tempatkan hewan posisi dorsal recumbency. Kaki depan ditarik kearah depan dan bagian bahu tetap pada posisi di tengah kaset. Hewan dengan pelan-pelan digeser kearah yang menjauhi scapula membentuk sudut 60° terhadap meja.

4. Posisi Bahu Lateral: Hewan ditempatkan pada posisi lateral recumbency dengan bahu menyentuh dan terletak ditengah di titik tengah dari kaset. Posisi kaki lainnya ditarik kearah depan atau kearah belakang untuk menghindari overlaping.

Posisi Lateral pada Pelvis

Hewan ditempatkan pada posisi lateral recumbency dengan posisi target dekat dengan film. Paha bagian latas diangkat dan dijaga posisinya secara horisontal, paralel atau yang lainnya. Kedua sendi bagian paha atas diposisikan sama simetris terhadap radiograf dan penembakan sinar-x harus tepat ditengah diantara kedua sendi paha atas. Pada waktu yang sama harus dihindari overlaping terhadap kedua paha dan menetapkan posisinya ke arah luar.

Tumbukan sinar tengah

Sinar tengah merupakan sinar yang keluar dari target titik focal yang berada didalam tabung sinar-x, ini dinamakan dengan tumbukan tengah atau sinar tengah. Pada saat melakukan pengambilan radiograf tabung sinar-x dan posisinya harus diatur agar dapat jatuh tepat ditengah permukaan film.

Metode Penempatan Radiograf Pada Illuminator

Radiograf akan dapat jelas terlihat dengan menempatkannya pada sebuah lampu baca (atau illuminator sinar-x). Hal tersebut perlu mengikuti standar baku dalam menempatkan radiograf pada illuminator.

Contoh: 1. Posisi dorso-ventral atau ventro dorsal pada abdomen, thorak atau tengkorak: Pada sisi kanan dan kiri dan posisi anterior dan posterior pada radiograf pada illuminator akan muncul seperti berikut :

Anterior

Kanan Kiri

Posterior

(Pada saat membaca radiograf pada illuminator kita akan membaca sisi kiri pada radiograf berada pada sisi kanan kita).

2. Posisi lateral abdomen, thorak dan tengkorak:

Dorsal

Kaudal Kranial

Ventral

3. Posisi antero-posterior atau postero-anterior kaki bagian kanan: (kaki bagian atas atau bagian bawah).

Proksimal

Lateral Medial

Distal

4. Posisi antero-posterior atau postero-anterior kaki bagian kiri:

Proksimal

Lateral Medial

Distal

5. Posisi lateral kaki bagian kanan atau bagian kiri: (Kaki bagian atas ataupun kaki bagian bawah)

Proksimal

Lateral Medial

Distal

Beberapa Terminologi, Sinonim dan Singkatan yang Digunakan dalam Posisi Radiografi

Posisi

Sinonim

Singkatan

Antero-posterior

............................

A-P

Postero-anterior

............................

P-A

Dorso-ventral

.............................

D-V

Ventro-dorsal

.............................

V-D

Antero-posterior kaki

Dorso-ventral kaki

A-P atau D-V

Postero-anterior kaki

Ventro-dorsal kaki

P-A atau V-D

Media Kontras

Beberapa sinar-x yang ditembakkan ke jaringan akan di pantulkan, sebagian diabsorbsi oleh jaringan dan hanya sebagian yang dapat melalui jaringan. Tulang lebih banyak mengabsorbsi sinar-x; jaringan lunak sedikit mengabsorbsi; dan udara (yang berada pada kerongkongan, gastrointestinal dan sebagainya) secara praktiknya nol. Perbedaan kapasitas absorbsi pada beberapa jaringan betanggung jawab terhadap kontras yang dilihat pada radiograf. Jika perbedaan kapasitas absorbsi pada jaringan dapat ditandai maka akan didapatkan kontras yang bagus. Lain halnya jika perbedaan yang terjadi tidak begitu jelas maka kontrasnya buruk dan gambar tidak akan memiliki nilai diagnostik. Sebagai contoh pada radiograf kontras pada beberapa jaringan lunak seperti ginjal, hati, intestinal, kandung kemih dan sebagainya tidak terlalu berbeda. Untuk hal itu diperlukan kontras dengan menggunakan substansi radiopaque pada organ agar terlihat jelas garis organnya. Substansi tersebut dinamakan media kontras . media kontras yang umum digunakan adalah Barium sulfat dan iodine yang terkandung dalam larutan. Terkada digunakan udara sebagai media kontras. Dikarenakan udara tidak bersifat radiopaque seperti media kontras yang lainnya maka udara dimasukkan kedalam media kontras negatif. Udara dengan sendirinya akan terdistribusi diantara jaringan dan membuat tanda khas diantra jaringan pada radiograf karena bersifat radiolucent.

  1. Media kontras untuk saluran pencernaan: Barium sulfat merupakan media yang biasa digunakan. Bubuk yang telah tercampur dengan air diaduk hingga terbentuk pasta yang sedikit padat dan dimasukkan secara oral. Untuk radiografi rektum dan kolon dimasukkan melalui anus. Untuk melakukannya dapat digunakan kateter bardex karena dapat membantu mencegah keluarnya substansi.

Untuk mengambil gambaran radiografi esofagus pada anjing diberikan 5 sampai 20 cc pasta dengan berat badan anjing 25 sampai 30 pon. Untuk radiografi duodenum dan saluran intestinal dapat ditambah 30 cc yang diberikan dua sampai empat jam sebelum pengambilan gambar.

  1. Media kontras untuk saluran urinaria: Biasanya digunakan Iodine yang terlarut dalam cairan. Seperti contoh “Pyelectan” (Glaxo). Diantara preparat ini dapat diberikan secara intravena. Beberapa diantaranya diinjeksikan melalui uretra. Radiografi pada renal pelvis dan ureter dinamakan pyelogram. Media kontras udara digunakan untuk radiografi kandung kemih. Radiografi trersebut disebut pueumocytogram. Teknik yang digunakan adalah urin dikeluarkan dengan menggunakan kateter yang dimasukkan kedalam dengan menggunakan tiga jalur dan kemudian udara diinjeksikan kedalam melalui kateter. Cukup 50 cc untuk berat anjing 30 pon. Setelah dilakukan pengambilan gambar kemudian udara didalam kandung kemih dikeluarkan.
  2. Media kontras untuk visera abdominal: Untuk mendapatkan batas garis yang jelas pada visera abdominal yang berbeda-beda dapat menggunakan udara sebagai media kontras. Udara diinjeksikan kedalam ruang peritoneal dengan cara asepsis. Setelah dilakukan pengambilan gambar udara kemudian dikeluarkan.
  3. Untuk saluran spinal: Iodine yang terlarut dalam cairan (seperti “Myodil””-(Glaxo)) diinjeksikan kedalam ruang subaraknoid. Radiografi tersebut dinamakan myelogram. Sebanyak 3 cc dapat diinjeksikan pada anjing, jika diperlukan keluarkan cairan serebrospinal dengan kuantitas yang seimbang.
  4. Untuk pembuuh darah, jantung dan sebagainya: (Angiografi; Angio-car-diography). Media kontras (seperti “Pyelosil”-(Glaxo)) diinjeksikan secara intravena dan segera diambil gambar. Radiografi pada jantung dinamakan angiocardiogram.

Radiografi Stereoskopik

Radiografi pada bagian yang sama diambil dua kali dengan sudut yang berbeda tanpa melakukan perubahan terhadap bagian tersebut tetapi dengan merubah posisi kaset dan tabung sinar-x. Kedua radiograf ini dilihat dengan alat khusus yaitu “Layar Stereoskopik” untuk melihat gambar tiga dimensi bagian radiografi. Teknik ini lebih banyak membantu untuk mendiagnosa kondisi pada tulang tengkorak.

Pertanyaan

  1. Bagaimana anda menilai kualitas dari radiografi?. Bagaimana pengaruh kontras jika KVP ditingkatkan?.
  2. Apa prinsip dalam penggunaan media kontras?. Sebutkan perbedaan tipe dari tiap media kontras yang biasa digunakan pada organ yang berbeda dan jaringan?.
  3. Tulis dengan singkat mengenai:

(i) Posisi katak ventro-dorsal

(ii) Radiograf pada dislokasio pada bahu

  1. Jelaskan diagnosis secara radiologi terhadap intussusepsi pada anjing.

Tidak ada komentar: