Selasa, 14 Juli 2009

Ilmu Penyakit Dalam Pernafasan

Ilmu Penyakit dalam Pernafasan


Nama Penyakit Etiologi Gejala klinis Patogenesis Diagnosa Prognosa Terapi

Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


  1. Mimisan

( Epistaxis )

Secara primer karena trauma, bendungan local, atau tumor. Krn benturan, iatrogenic. Pd sapi dan kuda, granuloma krn Rhinosporodia seeberi. Mrpk gejala penyakit infeksi : radang limpa, ingus ganas dan ingusan ( sekunder).

Mimisan palsu tjd pd peristiwa muntah

Darah yg dari lambung bwarna coklat sifatnya asam, dari paru2 warna segar.

Gejala anemia, kelesuan, kelemahan, dan pulsusnya piliformis

Karena ada benturan benda keras atau tumor menyebabkan terjadinya lapisan mukosa menjadi luka.

Timbul dispnoe, dan sekaligus terjadinya pneumoni aspirasi, mungkin operasi tracheostomi perlu difikirkan


Menghentikan perdarahan, sebagai adstringensia dan vasokonstriksi dengan larutan tannin 1-2%, adrenalin 1:1000

Preparat kalsium, vitamin K, dan obat-obatan spt Anaroxyl, Adona, Sangostop, Coagulen, Preparat Chorticosteroid.







Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


  1. Rhinitis

( Radang mukosa hidung)

Radang primer karena terserapnya debu, gas, uap,atau asap yg merangsang Dari penyebab karma:

a. Krn kuman mis : ingus ganas, shipping fever dan melioidosis

b. Krn virus mis: ingusan, rinderpest jembrana, BVD IBR

c. krn jamur mis: rhinosporodiosis atau nasal granuloma

d. krn parasit mis : Schistoma nasalis, Oestrus ovis

e. krn alergi mis Summer snuffle

Ingusan yang bersifat serous lama kelamaan menjadi mucus atau mukopurulen.

Penderita bernafas dengan mulut, menundukkan kepala hingga ingus dapat dikeluarkan, nafsu makan menghilang

Penyakit-penyakit bacterial dan viral mengakibatkan radang primer

Dari gejala klinis. Perlu diperhatikan apakah rhinitis bersifat primer atau sekunder. Differnsial diagnosa yaitu radang kantong hawa dan sinus maksilaris yang sering ditemukan pada kuda, dan sinus frontalis pada sapi

Dapat disembuhkan

Pengobatan terhadap penyebab primernya. Radang primer dapat sembuh sendiri. Penggunaan atomizer. Inhalasi minyak kayu putih.



















Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


  1. Radang hidung atrofi pada Babi

( Rhinitis Atrofikans)

Penyebab utama yaitu bakteri Bordetella bronchiseptika. Penyakit ditandai adanya leleran disertai atrofi dari tulang-tulang lempengan hidung

Pada anak babi tertular dari induk

Dapat menyerang pada semua umur babi. Adanya leleran hidung, suara ngorok. Adanya lakrimasi. Leleran bersifat serous berwarna kekuningan. Hidung atrofi juga disertai komplikasi radang paru2 atau radang otak

Penyakit terjadi karena pemasukan hewan baru kedalam kandang.

Melihat adanya derajat atrofi pada hidung. Ditemukan eksudat yang bersifat serus sampai mukopurulen


Sulfonamid, sulfamesatin, dan sulfatiasol Diberikan dalam pakan dosis 100g per ton pakan Bila terjadi komplikasi radang paru dapat diberikan antibiotika


  1. Radang hidung nekrotik pada babi

( Rhinitis nekrotikan)

Karena terjadi trauma pada mulut kemudian lesinya diinfeksi kuman Fusiformis necrophorum.

Terjadi perubahan bentuk kepala. Leleran bersifat mukopurulen berbau busuk. Lakrimasi terjadi dan pengeluaran eksudat yang bau busuk.

Terjadi karena terlalu pendeknya sisa taring yang dipotong pada waktu babi berumur 1-3 hari

Berdasarkan gejala klinis dan ditemukannya eksudat. Bentuk muka mengalami deformitas


Pada babi muda dapat diberikan sulmesatin dosis 130 mg/kg diberikan secara suntikan atau oral diikuti 65 mg/kg 1x sehari selama 3-4 har.





Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


5. Radang tenggorok dan batang tenggorok

Disebabkan infeksi kuman Fusioformis necrophorum dan Pasturella sp atau virus IBR, atau MCF. Pada kuda kebanyakan karena kuman Corynebacterium pyogenes.

Berupa batuk saat bernafas. Bila daerah tekak ditekan akan ada reflek batuk. Terlihat dispnoe inspiratorik. Frekwensi nafas dan pulsus meningkat. Nafsu makan turun

Produk radang dapat sebagai benda asing yg mampu merangsang menjadi radang. Pada stadium awal batuk bersifat kering dan pendek lama kelamaan menjadi basah.

Berdasarkan dari gejala klinis dapat juga dilihat dari dispnoe inspiratorik dan batuk


Ditujukan pada sanitasi ventilasi yang baik. Beri obat batuk chloretamon.


6. Radang kataral bronchus


Penyebab primer terjadi karena kedinginan, perubahan udara, aspirasi debu, obat dan sebagainya.


Pada stadium akut auskultasi terdengar suara bronchial, kemudian berubah menjadi suara ronchi. Pada subakut terdengar ronchi yang bersifat kering, kemudian jadi basah.


Pada stadium awal radang akut batuk bersifat pendek dan kering dan pada stadium lanjut batuk tersebut menjadi basah.


Berdasarkan anamnesa dan gejala klinis. Perlu dibeeakan dengan hyperemia pulmonum, edema pulmonum dan radang paru-paru



Khloretamon 16, ammonium karbonat 16, ekstrak belladonnae 30 ml, sirup simplek ad500 ml. Bila nafas terlalu sesak dapat digunakan brinchodilatator aminofilin 6 mg/kg.



Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


7. Kongesti dan busung paru-paru

Terjadi karena gangguan sirkulasi berupa perembesan cairan intravaskuler kedalam jaringan interstitial paru2. Peningkatan jumlah darah kedalam paru2 Hiperemi aktif pyb pneumonia, hiperemi pasif pd kelemahan jantung.

Dispnoea, nafas mll hidung dan mulut, hw tampak terengah-engah, pulsus tinggi pd sapi 100x/mnt mukosa mata hiperemik. Hiperemi pulmonum pd auskultasi suara vesikuler, pd busung paru2 vesikuler hilang, yg ada hanya batuk. Perkusi suara pekak

Merembesnya cairan busung ke dalam interstitial, kadang kedalam bronchioli dan alveoli, mk ronga udara paru2 untuk bernafas aktif menjadi menurun. Sehingga oksigen dalam tubuh kurang akhirnya intensitas nafas meningkat.

Dari pemeriksaan klinis dan anamnesa, radang paru2 sering diikuti toksemia


Perbaikan anitasi, pemberian oksigen bila hipoksia, lakuan veneseksi jumlah darah yg dikeluarkan 4 ml/ pound BB. Untuk dispnoea gunakan atropine sulfat 20-50 mg








8. Emfisema paru2








Adalah pembesaran paru2 karena menggembungnya alveoli secara berlebihan. Terjadi karena trauma. Pny sekunder krn ikutan penyakit pernafasan dan radang paru2 mis pneumonia suppurative, pneumonia verminosa, pneumonia interstitialis, bronchitis dsb.

Gejala keadaan akut dan kronis sama, pernafasan abdominal. Ekspirasi lebih lama dan terakhir udara didorong lebih kuat, hiperemi mukosa mata, sianotik, pada uda dikenal heaves batuk bersifat kering, pendek-pendek, dan meningkat bila berlari, pada auskultasi suara krepitasi disertai suara sibilant dan suara friksi. Suara vesikuler hilang, perkusi meluas kebelakang 2-3 rusuk.

Pnegembungan dalam waktu lama mis batuk paroksismalis, kronis akibatnya elastisitas alveoli menurun. Penurunan elastisitas yg berlebihan menyebabkan emfisema alveolaris. Krn kelemahan dinding alveoli, dara ekspirsi harus dikeluarkan dengan usaha yg lebih besar, shg terlihat dispnoea ekpiratorik.

Pemeriksaan tinja dapat membantu menetukan penyebab pneumonia verminosa.

Infausta

Kortkosteroid, antihistaminika, ekspektoransia, bronchodilator, dan antibiotika

























Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi



9. Emfisema paru2 akut pada sapi (adenomatosis, Atypical pneumonia)


Terjadi saat sapi dipindahlan dari padang penggembalaan kering ke padang yang hijau segar. Pakan dengan protein tinggi, pakan yang berjamur


Emfisema terjadi pada akhir musim panas dan awal musim gugur, kembung rumen, diare ringan, bernafas dgn mulut


Pakan dalam keadaan tertentu akan menghasilkan 3 CH3-indol, dlm jmlh byk mybkan rangsangan trhdp jaringan epitel hingga terjadi proliferasi sel-sel alveoli dan bronchioli. Toksin-toksin dapat mengakibatkan hipersensitifitas akhirnya terjadi udema.


Diagnosis dilihat dari gejala klinis.


Injeksi dengan epinefrin atau antihistamin dengan dosis multiple. Untuk mengurangi udem dapat digunakan furosemid dosis 2,2-4,4 mg/kg diulang tiap 12 jam.








10 Radang paru-paru ( pneumonia, pneumonitis)

Secara patologis banyak ditemukan bersamaan denagn radang bronchus hingga terjadi bronchopneumonia. Penyebab karena factor lingkungan .

Gejala hyperemia pulmonum, batuk, gejala toksemia, dispnouea, respirasi frekwen. Gejala batuk kering lama kelamaan basah. Suhu tubuh meningkat 42 C, dehidrasi

Disebabkan agen fisis/ kimiawi. Seperti kuman Pasteurella, Mycoplasma spp, Jamur Mycobacterium.

Dilihat dari gejala klinis dan anamnesanya. Differensial diagnosanya gangguan pada jantung.


Obat-obatan antibiotika intratracheal, ekpektoransia dan kardio-analeptika. Kalsium boroglukonat.

Vitamin C

Antibiotika sulfonamide diberikan bersama air minum






Nama

Penyakit

Etiologi

Gejala klinis

Patogenesis

Diagnosa

Prognosa

Terapi


11. Radang paru2 aspirasi

Adalah radang parenkim dan saluran pernafasan karma masuknya benda asing padat maupun cair. Sebabnya narkose, pakan yang tergesa-gesa, hewan terlalu muda. Pemberian cairan obat dan pakan oleh pemilik

Dispnoea berat, nafas dengan mulut, lidah dijulurkan, leher penderita diluruskan.Ingus mukopurulen atau purulen. Gejala dehidrasi

Benda asing mengakibatkan sumbatan pada bronchus mengakibatkan hipoksia dan asfiksia/ tercekik.Gejala toksemia`

Berdasarkan atas gejala klinis dan anamnesa.

Infausta

Keadaan akut sia-sia

Pada subakut dapat dilakukan pada seperti radang paru-paru kataral.

12.pleuritis

Radang pleura

Pada sapi karena traumatic. Tertembusnya dinding reticulum oleh benda asing. Radang sekunder karena radang paru2 melanjut pyb Mycoplasma mycoides var mycoidesPada kambing karena Myco.mycoides var Capri, pada babi karena Hemophilus suis

Gelisah, bernafas dengan otot dada, pernafasan bersifat abdominal. Bahu posisi abduksi, malas bergerak, demam 40 C. Auskultasi suara friksi. Dispnoea, toksemia

Adanya taraumatis sehingga terjadi infeksi kuman. Kemudian terjadi radang selanjutnya menghasilkan eksudat radang berupa cairan yang memenuhi di lapisan pleura parietalis dan visceralis.

Ditemukan suara friksi serta adanya cairan radang didalam rongga pleura. Untuk membedakan dengan penyakit lain perlu dilakukan torakosentesis.

Infausta

Antibiotika spectrum luas sulfonamide

Untuk mengurangi rasa sakit digunakan analgesika dan ataraktika. (tansquilizer)


Tidak ada komentar: